Wednesday 30 November 2011

TAKKALA itu





PAGI itu,
seindah angin pagi,
menyapa sepi wajahku,
redup indah lagi mendamaikan,
bila keluh kesah dalam dada,
nyaman dirasa takala melihat alam,
tiupan angin mendayu-dayu,
biru laut dan dedaun kehijauan 
lumrah alam
aman mesra dirasakan..

SENJA itu,
ombak pantai sekali lagi menyisir pantai,
matahari mula melabuhkan tirai,
langit kemerah-merahan,
kemudian jadi kehitaman,
sejuk sampai ke tulang,
syahdu kesepian,
kedengaran lagi desiran ombak pantai,
terbit kegembiraan
nyaman lagi ku rasakan..

MALAM itu,
kepulanganku membawa seribu erti,
kenangan itu terindah,
indah sungguh mata menilai,
anugerah terindah olehNYA,
hamba kerdil mengucap kesyukuran,
kesyukuran sangat bernilai lagi tidak terbayar.....

Friday 25 November 2011

bibit-bibit temu itu


berkata apa yang perlu
jangan di luah rasa terburu
amat memilu
dihempit pilu 
bagai angin lalu
menyapa lembut pipiku
sejuk terkaku
noda berlaku
sesal selalu
mohan restu....

tiadala berguna 
merana
airmata
dibuang keluarga
masalah menimpa
mana teman bersama
hilang ke mana
sesal tiada guna
hidup melarat cuma
mohon yang maha kuasa....

tapi
kebiadabannya makin kini
menguasai
tong sampah, tandas, tepi longkang ada bayi
menangisi
sampai bayi mati
anak tiada binti
hilang sifat manusiawi
resah kian menghampiri
akirat nanti jadi saksi...

bicara rasa

biru laut mendamaikan kalbu,
tapi resah mengulit mimpi.

andai bisa ku petik bintang-bintang
akan ku hadiahkan untuk tersayang.

bebola mata bertemu,
hati resah rindu,
bila pula ketemu,
bibit cinta mula bersatu,
curahan rasa hatiku dan hatimu,
dalam resah pendakian ku
menunggu mu selalu
bila tiba saat ketemu
akan ku sampaikan cintaku,
tapi tiada upaya dayaku untuk ku luahkan rasa hatiku
mungkin perasaan itu terlalu tersimpan kemas
mengugat emosi ku
dihempit pilu
bila mengenangkanmu
sungguh benar kataku
ku insan biasa,
yang tak bisa berkata sejujurnya,
hanya kata hatiku saja sering kali
senyap berbicara kalbu dalamnya....

Wednesday 23 November 2011

tangan menari lagu sajak

indah permai,
redup dinihari,
jiwa saling merindui,
harapan harap bersemi.

jujur pada diri,
segala tomahan sedang diuji,
yakin diri ini,
kelak aman rasa hati.

tinggi diri hamba,
kelak ke kubur jua.

hati mata itu tersenyum,
senyum pada yang sudi,
tafsiran senyuman yang mendalam,
kiranya itu memberi seribu erti.

malam suasana sepi,
ribut jiwa dirasa,
resah kelam hati,
mohan petunjukNYA

Tuesday 22 November 2011

aduhai perempuanku..

nyaman angin sepoi, 
sepi  angin rasa.
gugur kelopak layu,
rama-rama terbang pergi.


"dan kerjalah aku!!"
sang gadis selalu berada dalam daging tahun-tahun yang telanjang,
dan dalam darah cinta yang terperdaya,
menjadi luka yang tak jua sembuh,
dan janin mati terbunuh.
-abdul wahab al-bayati-

puisi tiga baris ayat

perahu buruk tersadai,
kulit kepah bertaburan,
dadanya berombak dengkur.

kilat menari langit,
petir meraung di angkasa,
sampaikan hujan di tempayan.

jerebu pagi,
burung-burung di belukar,
Kuala Lumpur kereta sesak.

tukang sapu tua,
tidur di tiang iklan,
si anak rupanya tiada bapa.

kera di perpustakaan,
buku-buku berselerakan,
jeritan tinggi bergema.

sasterawan ulung,
memborakkan karya khayalan,
kakaktua dalam sangkar.

pohon hitam,
matahari mula lenyap,
gagak riuh berebut dahan.

pelantar buruk condong,
gadis mendakap bahu,
angin menguak kiambang.

betik ranum,
jatuh berderai biji,
seekor merbah tercenggang.

rambutan ranum di dulang,
merah bertukar putih,
seekor ulat jatuh melenting.

anak-anak berkaki ayam,
sisa makanan dan tin minuman,
jeritan dan tangisan dalam debuan pasir.

nyaring azan magrib,
Stadium Merdeka sesak,
sepi Masjid Negara.